Jakarta, Indonesia
(021) 2297 5383
info@azecotama.com

Bank BPD DIY, Bangun Ekonomi dengan Digitalisasi

Bank BPD DIY, Bangun Ekonomi dengan Digitalisasi

Bisnis – Di era teknologi yang semakin maju, digitalisasi menjadi hal tak terhindarkan. Hal ini juga berlaku dalam dunia perbankan, di mana transaksi digital menjadi keharusan. Bank BPD DIY berkomitmen untuk memaksimalkan penyaluran kredit, khususnya kredit produktif untuk sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dengan fokus pada UMKM, Bank BPD DIY berusaha membuktikan peran signifikannya dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Santoso Rohmad, Direktur Utama Bank BPD DIY, menyatakan bahwa bank ini terus mengembangkan ekosistem digital dengan beberapa strategi, termasuk menciptakan ekosistem digital di masyarakat, mempercepat pertumbuhan bisnis digital melalui kemitraan dengan UMKM, dan membangun budaya digital di seluruh aktivitas bank.

Bank BPD DIY juga fokus pada pengembangan teknologi informasi untuk mendukung digitalisasi. Peningkatan jumlah pedagang yang menggunakan QRIS melalui aplikasi QRIS Ultimate Automated Transaction (QUAT) menunjukkan perkembangan positif, dengan pertumbuhan 31% menjadi 105.920 pedagang pada November 2023. Total transaksi mencapai Rp383,6 miliar dengan frekuensi 2,56 juta transaksi selama Januari-November 2023. Bank BPD DIY juga aktif dalam digitalisasi di tingkat desa melalui Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) dengan izin interkoneksi Siskeudes.

Dalam mendukung sektor UMKM, Bank BPD DIY menyalurkan kredit produktif, terutama melalui program Pemberdayaan Ekonomi Daerah (Pede). Santoso berharap program Kredit Pede dapat membantu UMKM naik kelas, dengan suku bunga rendah sebesar 3% efektif per tahun. Bank BPD DIY telah menyalurkan Kredit Pede kepada 3.954 debitur dengan total nominal Rp39,07 miliar hingga Oktober 2023. Selain itu, Bank BPD DIY juga aktif dalam menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sejak 2013, dengan total kredit mencapai Rp3,32 triliun untuk 44.646 debitur per Oktober 2023.

Bank BPD DIY tidak hanya memberikan akses modal, tetapi juga memberikan pelatihan dan dukungan kepada UMKM. Ini termasuk pelatihan simulasi bisnis mikro dan pelatihan digitalisasi untuk tim penggerak PKK DIY. Bank BPD DIY juga berperan dalam mendukung Sistem Informasi Pembinaan Koperasi dan UKM DIY (Sibakul Jogja), memfasilitasi lebih dari 300 ribu UMKM sebagai anggota SiBakul.

Dalam rencana bisnisnya, Bank BPD DIY menargetkan laba mencapai Rp392 miliar pada 2024, dengan pertumbuhan 5,04% dari proyeksi 2023. Bank ini juga berfokus pada reformasi kalurahan, pemberdayaan kawasan selatan DIY (Gunungkidul, Bantul, dan Kulonprogo), dan pengembangan budaya inovasi dan pemanfaatan teknologi informasi.

Bank BPD DIY aktif dalam meningkatkan literasi keuangan di lingkungan sekolah melalui program SMETANOVA EDU SMART BANK. Program ini merupakan kerjasama dengan Dinas Pendidikan & OJK DIY untuk meningkatkan literasi keuangan dan inklusi keuangan di kalangan siswa.

Selain itu, Bank BPD DIY juga menjalin kerjasama dengan sekolah kejuruan di Gunungkidul untuk membangun D’Kokap Mini Bank sebagai bagian dari konsep Teaching Factory (Tefa). Program ini memberikan pengalaman langsung kepada siswa dalam menjalankan bank mini, serta memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian sekolah.

Bank BPD DIY juga terlibat dalam upaya penyelesaian masalah sampah dengan menggandeng Bank Sampah Wirosaban (BSW) Mandiri sebagai Agen BPD DIY. BSW Mandiri, didirikan atas inisiatif warga, telah menjadi agen BPD DIY sejak Oktober 2023. Mereka melakukan transaksi nontunai melalui QRIS, memperkenalkan layanan perbankan kepada masyarakat yang menggunakan jasa bank sampah, dan terus mengembangkan diri melalui berbagai program.

Bank BPD DIY terus berupaya meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat dengan menggandeng berbagai pihak, mulai dari UMKM hingga bank sampah, dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan inklusi keuangan di DIY.