Perjalanan Panjang BRI: Dari Kas Masjid hingga Jadi Bank Terbesar di Indonesia

Bisnis – Bank Rakyat Indonesia (BRI), bank terbesar milik pemerintah di Indonesia, memiliki kisah berdiri yang unik yang bermula dari pengelolaan kas masjid. Hari Ulang Tahun BRI yang ke-128, yang akan diperingati pada Sabtu, 16 Desember 2023, mengusung tema “Kuat dan Hebat.”

Sejarah berdirinya BRI dimulai pada tahun 1894 oleh Patih Banyumas, Raden Bei Aria Wirjaatmadja. Dia mendirikan “De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden” dengan tujuan awal menampung angsuran dari peminjam kas masjid, memberikan alternatif terhadap praktik rentenir dengan bunga lebih rendah.

Setelah modal terkumpul, dengan bantuan asisten residen Banyumas, E. Sieburgh, pada 16 Desember 1895, bank tersebut diresmikan. Tanggal ini diakui sebagai tanggal berdirinya BRI. Pada awalnya, bank ini dikenal sebagai “Hulp en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren” dan menjadi Bank Perkreditan Rakyat pertama di Indonesia.

Perjalanan BRI tak lepas dari serangkaian perubahan nama:

• Pada 1897, dikenal sebagai “Poerwokertosche Hulp en Spaar Landbouw Credietbank” atau lebih populer dengan sebutan “Volksbank” atau “Bank Rakjat.”
• Pada 1934, berganti nama menjadi “Algemeenevolkscredietbank (AVB).”
• Saat penjajahan Jepang pada 1942, namanya menjadi “Syomin Ginko.”
• Setelah kemerdekaan, pada 1946 berganti nama menjadi Bank Rakjat Indonesia (BRI) sebagai bank pemerintah.

BRI menghadapi henti sementara pada 1948 ketika Belanda menduduki Yogyakarta. Setelah perjanjian “ROEM-ROYEN” pada 1949, BRI aktif kembali dan pada 1992, menjadi perseroan terbatas. Pada 2003, pemerintah menjual 30% saham BRI, menjadikannya Perseroan Terbuka. Pada 10 November 2003, sahamnya dicatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham BBRI.

Demikianlah perjalanan panjang BRI, dari awal yang sederhana hingga menjadi bank tertua dan terbesar di Indonesia.